Pengalaman ikut Software Freedom Day Singapore 2008

Baru tiga minggu berada di Singapore, penulis berkesempatan mengikuti acara Software Freedom Day Singapore 2008. Berawal dari coba2 bergabung dengan komunitas Singapore Linux User Group (SLUG – mirip2 KPLInya kita). Kemudian diketahui adanya acara ini yang diumumkan di website http://www.softwarefreedomday.sg

Yang cukup menarik dari acara ini adalah adanya dukungan dari vendor2 ternama Linux seperti Novell dan Redhat. Seperti dapat dilihat di foto 0.


Foto 0. Screenshot website http://www.softwarefreedomday.sg/
Keren sponsor2nya 🙂

Acara berlangsung pada Sabtu kemarin ini 20 September 2008, berlokasi gedung School of Information System, Singapore Management University. Lokasinya cukup dekat dari station MRT City Hall. Penulis janjian bersama dengan 2 orang teman untuk bertemu di station. Setelah berjalan kira2 15 menit sambil melihat2 peta (takut nyasar), sampailah kita disana.

Gedungnya ternyata cukup megah dan teduh. Yang uniknya adalah, untuk bisa masuk gedung, mahasiswa mesti pakai kartu. Jadi mungkin untuk keamanan dan absensi (kali). Karena kita bukan mahasiswa disitu, maka kita harus melapor ke security, yang untungnya ramah banget.


Foto 1. Gedung Singapore Management University. Waw.

Acara berlangsung dari pukul 10.00 s/d 17.00 yang dibagi dalam 2 track di ruangan berbeda. Jadi kita mesti menentukan topik mana yang kita ingin ikuti.

Track Business/Enterprise Track Presentations
10 AM Open Source is a Way of Life Daniel Ng / Red Hat
11 AM Your Linux is Ready – Interoperability Freedom for SMEs Tham Joon Nam / Novell
12 PM Open Solaris and You Lim Chee Siong / Sun Microsystems
1 PM Lunch Break – Open Source Animated Films
2 PM PHP: Ready for the Enterprise? Michael Cheng / php.com.sg
3 PM High Availability Computing Ng Seah Wee / NSW Asia
4 PM FOSS in Non-profit Organizations Jeff Jansen

Track Technology/Consumer
10 AM Road to Freedom: … Linux & Open Source Productivity Kam Han Wen / Novell
11 AM Red Hat Security Vulnerability Management Eugene Teo / Red Hat
12 PM Virtualization Michael Clark / Metaparadigm
1 PM Room available for informal meetings
2 PM Moblin – Mobile Linux Internet Project Joe Khoo / Wind River
3 PM Linux VOIP solutions Rob Roach / Maxcole

Penulis dan rekan2 memutuskan untuk mengikuti session2: Road to Freedom, RedHat Security Vulnerbility Management, Virtualization, High Availability Computing.

Ruang presentasinya sendiri merupakan ruang kelas kuliah anak2 SMU. Dan keren, bangkunya tidak lebih dari 25, dan diposisikan berjenjang dan melingkar. Di depan terdapat 2 buah whiteboard dan LCD projector. Kayak ruang kuliah S2 saja.


Foto 2. Ruang acara. Mantap!


Foto 3. Darrel Chua. Ketua penyelenggara.

Session Road to Freedom: Linux & Open Source Productivity dibawakan oleh Mr. Kam Han Wen dari Novell (Suse Linux Enterprise). Beliau mempresentasikan pengalamannya dan kontribusi Novell bagi OpenSource. Novell merupakan kontributor kedua terbesar bagi kernel Linux dan juga OpenOffice.org. Didemokan pula bagaimana sekarang OpenOffice.org dari Suse telah dapat compatible dengan file docx/xlsx/pptx dari Microsoft. Yang mana kemampuan ini akan segera “disuntikan” kepada komunitas OpenOffice.org. Catatan samping: notebook Mr. Han kayaknya canggih banget sebab dapat membuka virtual machine: XP, Vista, SLES10 dengan mulus dan cepat 🙂


Foto 4. Mr. Han dari Novell.

Session Red Hat Security Vulnerability Management dibawakan oleh Mr. Eugene Teo. Beliau merupakan salah satu kernel kontributor, dan merupakan satu2nya anggota RedHat Security Response Team di Asia Pacific. Di session ini diceritakan mengenai macam2 vulnerability (security hole) di Linux, macam2 tingkat keseriusannya (Low, Moderate, Important, Critical), dan bagaimana RedHat meresponse dan mensharenya dengan komunitas/vendor Linux lainnya. Mendengar presentasi ini membuat kita menjadi makin yakin akan keamanan Linux.


Foto 5. Mr. Teo dari RedHat.

Acara selanjutnya adalah mengenai Virtualization di Linux, yang dibawakan oleh Mr. Michael Clark dari LUGS/MetaParadigm. Beliau ini juga merupakan salah satu pembuat software Time-Class-Assigment (bagi yang bergerak di dunia pendidikan pasti tahu betapa sulit dan lamanya membagi2 kelas dan jam mengajar di antara guru/dosen tiap awal semester. Kembali ke topik, disini dipresentasikan macam2 presentasi yang ada di Linux seperti: VMware, UML (User Mode Linux), Qemu, LVS (Linux Virtual Server), OpenVZ, Xen, KVM, VirtualBox. Sungguh menarik dan membuka wawasan akan masa depan Linux dan dunia computing pada umumnya.


Foto 6. Mr. Clark mempresentasikan virtualization di Linux.


Foto 7. Dekan dari SMU School of Information System – Mr. Steven Miller memberikan kata sambutan.
Di tengah2 break, kami naik ke lantai 5 dimana diadakan exhibition oleh beberapa vendor Linux, opensource dan komunitas.


Foto 8. Stand Singapore Ubuntu. Ramah2 banget. Mungkin karena penulis memakai kaos Ubuntu Linux dari KPLI Bogor. Hehe..

Setelah itu kita kembali ke acara selanjutnya. Lho ngga makan siang dulu? Iya tadinya kita mau cari makan siang dulu, tapi karena ribet mesti keluar kampus (dan kayaknya rada mahal), akhirnya kita cuma beli minum dari mesin minuman dingin. Sempat bingung gimana cara pakainya, hehe.. maklum selama ini cuma melihat mesin gituan di film.

Ok, kemudian kita buru2 naik kembali ke lantai 2. Session selanjutnya adalah Moblin (Mobile Linux Internet Project) oleh Joe Khoo dari Wind River. Presentasi ini cukup menarik sebab gadget2 yang kini banyak bermunculan, banyak diantaranya telah dioperasikan menggunakan Linux. Project Moblin ini bekerja sama dengan Intel. Penulis sempat melihat demo gadgetnya, yang ternyata menggunakan Linux Ubuntu yang telah dimodifikasi, canggih sekali. Hanya sebesar gadget Palm biasa, namun bisa untuk browsing, internet, office, film, dll. So, siapa bilang Linux payah? 🙂


Foto 9. Mr. Joe Khoo dari Wind River. Linux di gadget, canggih!!

Acara terakhir adalah High Availability Computing yang dibawakah oleh Mr. Ng Seah Wee dari NSW Asia. Disini cukup terjadi gangguan sebab pembawa acara ternyata lupa membawa charger notebooknya sehingga baru presentasi sebentar sudah habis baterenya. Sehingga acara diganti dari presentaasi menjadi diskusi, yang mana dibahas kondisi dan kendala yang dihadapi oleh para operator datacenter di Singapore. Singkatnya lucu seperti ini:
– Bila terjadi gangguan listrik padam (yang mana jarang sekali terjadi disini), maka UPS akan bekerja
– Kemudian generator diesel akan bekerja
– Tapi bila mati listriknya lama, maka akan mulai muncul kendala yaitu sesuai peraturan, operator Datacenter hanya boleh menyimpan bahan bakar di gedung sebanyak 100 liter. Jumlah ini hanya cukup untuk kira2 12 jam.
– Lho, tinggal panggil mobil tangki aja dong? Iya, tapi sesuai peraturan, mobil tangki tidak boleh masuk ke daerah CBD (Central Business District) pada jam kantor.
– Bisa diusahakan minta izin emergency agar bisa masuk CBD, tapi kemudian biasanya mobil tangki sini gede2, jadi ga bisa masuk ke basement tempat generator itu, jadi minyak dieselnya mesti digotong pake dirigen. Bisa dibayangkan berapa tenaga orang yang dibutuhkan. Repot kan? Hehe…


Foto 10. Mr. Seah dari NSW Asia.

Setelah itu kita pulang. Tadinya mau bareng temen2 naik kereta di City Hall, tapi saya memutuskan untuk jalan kaki saja ke Little India (kurang lebih 3km), sekalian ngurusin badan. Hehe…

Pas sampai rumah, segera membuka tas yang isinya banyak goodies (souvenir) dari acara tersebut. Waaaahhh, asik2 goodiesnya. Ada topi Opensuse10, CD Fedora Live 9, OpenSolaris 2008, Ubuntu 8.04.1, Buku dan tas Novell, Gantungan handphone RedHat (mantap kali), dll.


Foto 11. Cihuuuyy.. souvenirnya lumayan 🙂

Kesimpulan
Penulis sangat terkesan dengan acara Software Freedom Day Singapore 2008 ini. Dari sisi fasilitas, sponsor, materi session, souvenir, semuanya cukup baik. Dengan mengikuti acara ini kita cukup banyak mendapat wawasan dan bukti bahwa Linux (walaupun tidak diexpose secara high-profile), diam2 telah banyak merambah kehidupan kita, mulai dari server2, desktop, sampai gadget. So, saya telah memutuskan sejak tahun 2004 bahwa Linux adalah hidup saya, dan telah terbukti bahwa Linux adalah sesuatu yang bisa kita jadikan lahan kehidupan kita.

Fajar Priyanto
Pecinta Linux Indonesia yang sedang berpetualang 🙂

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *