Aku, Linux, dan Open Source – Sebuah refleksi

Tulisan ini dapat dikatakan sebagai
sebuah ungkapan perasaan pribadi saya terhadap perkembangan yang
terjadi akhir2 ini di tanah air. Bagaimana sepak terjang Microsoft
yang begitu ‘agresif dan spektakular’ di sendi2 utama kehidupan
masyarakat, seperti di bisnis, pemerintahan, dan pendidikan. Tulisan
ini juga diharapkan bisa menjadi bahan referensi bagi yang masih
ragu2 untuk menggunakan Linux dan Open Source.


Kita melihat perkembangan yang menarik
di paruh pertama tahun 2005 ini di Indonesia berkaitan dengan
pergumulan yang terjadi antara Microsoft dan Open Source, khususnya
Linux. Antara lain:

  1. Mulai diterapkannya enforcement
    terhadap pelanggaran UU Haki No. 19 tahun 2002 pada bulan Juli 2003.
    Walaupun begitu, efek hebohnya baru dirasakan di awal tahun 2005 ini
    dimana terjadi razia2 di warnet dan perusahaan. Sampai2 BSA memasang
    iklan besar di surat kabar nasional terkemuka mengenai reward puluhan
    juta bagi siapa saja yang dapat melaporkan pembajakan software
    clientnya.

  2. Pemerintah Indonesia mengajak Bill
    Gates untuk menjadi penasihat di bidang teknologi.

  3. Bermodalkan UU Haki, Microsoft dan
    partner2 bisnisnya bergerak ke sektor pendidikan dengan menawarkan
    produk2nya yang didiskon habis2an dalam bentuk School Agreement.

Sekarang apa yang menarik dari hal2
tersebut di atas?

  1. Walaupun kita semua terkejut akan
    terjadinya razia2 di warnet dan perusahaan, namun belakangan ini
    gaungnya menjadi kendur kembali. Mengapa? Karena Microsoft tahu, jika
    mereka terlalu keras, maka akan terjadi kepanikan besar di antara
    pengguna software bajakannya. Dan bagi yang budgetnya terbatas, ada
    kemungkinan mereka akan terpojok dan akhirnya ‘terpaksa’ melakukan
    migrasi ke alternatif2 Open Source. Dengan strategi ‘tarik-ulur’ ini
    maka mereka yang ‘terpojok’ ini masih dapat bernafas.

  2. Pemerintah tentu ingin menunjukkan niat
    baik guna meningkatkan iklim investasi dengan mengurangi tingkat
    pembajakan software. Sempat tersebar berita bahwa Microsoft setuju
    untuk ‘memutihkan’ PC2 di pemerintahan kita yang masih memakai
    software bajakan dengan harga 1 dollar. Namun tidak lama kemudian hal
    ini dibantah Microsoft. Tentu saja. Sebab kalau 1 negara mendapat
    dispensasi, pasti negara2 lain pun akan meminta hal yang sama.

  3. School Agreement. Diterjemahkan secara
    harafiah ‘Perjanjian Sekolah’. Sesuai dengan kata2nya, isinya adalah
    sekolah berjanji membeli lisensi produk Microsoft, dengan imbalan
    yang sangat murah beserta benefit2 lainnya untuk jangka waktu
    tertentu. Hal ini tentu sangat baik dan murah hati. Namun bukan
    berarti tidak ada udang di balik batu. Microsoft rela memberikan
    produknya ‘hampir’ secara cuma2 kepada dunia pendidikan karena mereka
    sadar betul bahwa dunia pendidikan adalah tempat dimana calon2 user
    base mereka terbesar berada. Bayangkan belasan jutaan siswa
    ditraining menggunakan Microsoft Office tiap tahunnya di lab komputer
    sekolah masing2. Dan seperti yang kita ketahui, semakin dini sesuatu
    ditanamkan di dalam benak seorang anak, maka akan semakin sulit
    hilang/diubah hal tersebut. Seorang kenalan pernah bercanda bahwa
    lebih mudah mengajari Linux kepada orang yang belum pernah mengenal
    komputer sama sekali dibandingkan dengan orang yang telah terbiasa
    memakai Microsoft Windows dan Officenya. Memang patut diacungkan
    jempol langkah Microsoft yang satu ini.

Linux sebagai server OK, sebagai
desktop bagaimana?

Linux sebagai server telah memiliki
record yang baik. Server2 Linux terkenal handal, stabil, tinggi
performancenya, dan tentu saja lebih ekonomis. Tapi bagaimana dengan
penggunaan Linux di dekstop?

Selama ini penggunaan Linux di desktop
masih terbatas sekali karena berbagai kendala, seperti terbatasnya
driver2 yang tersedia, tampilan Xwindow yang tidak ‘wah’, aplikasi
Office yang kurang intuitif, dll.

Namun sejak diluncurkannya Desktop
Initiative (Inisiatif Desktop) pada tanggal 20 Januari 2004 oleh Open
Source Development Lab, kini perkembangan dekstop Linux sudah sangat
menggembirakan. Sebelumnya apakah ODSL ini? Mereka adalah sebuah
konsorsium global yang bertujuan untuk mempercepat proses adopsi
penggunaan Linux (www.osdl.org).

Hal ini saya alami sendiri. Dimulai
ketika pertama kali mencoba menggunakan Redhat 7.3. Waktu itu sekitar
tahun 2001. Masih banyak hardware yang tidak terdetect dengan baik
oleh Linux, seperti VGA card, internal modem, printer, scanner.
Sungguh saat itu belajar Linux benar2 lebih sering di dalam console
berbasis text saja.

Namun perlahan namun pasti, distro2
Linux mulai menyuguhkan dukungan terhadap hardware2 yang makin baik.
Selama tahun2 selanjutnya saya mencoba Mandrake 8.0, 8.2, 9.0, 9.2,
10.1, dan 10.2. Juga Suse, 8.0 personal, 9.2 FTP version. Dan kini
Ubuntu 5.04.

Awalnya pemakaian Linux hanya terbatas
pada komputer desktop, namun ketika pada akhir tahun 2003 berhasil
membeli notebook, saya berkata pada diri sendiri, Kalau tidak
digunakan setiap hari, bagaimana bisa mengenal dan menyayangi Linux?
Akhirnya harddisk notebook tersebut di partisi ulang dan dibuat dual
boot dengan Linux. Hal dual boot ini pun ada lucunya, pertama2 skema
partisinya adalah: 50% MS Windows, dan 50% Linux, tapi setelah
beberapa minggu, akhirnya menjadi: 17,5% MS Windows, dan 82,5% Linux
🙂 Kini MS Windows hampir tidak pernah di boot di notebook saya.

Xwindow Linux jelek? Malah bagus
sekali.

Beberapa tahun yang lalu mungkin hal
ini benar, tapi sejak beberapa bulan ini Xwindow Linux sangat luar
biasa bagus. Apalagi sejak keluarnya KDE 3.4 dan Gnome 2.10. Ada KDE
dan Gnome? Ya, inilah bedanya Linux, kita BEBAS memilih environment
desktop kita. Ada KDE, Gnome, Windowmaker, XFCE , enlightment, dll.
Masing2 dengan ciri khasnya sendiri.

Di bawah ini adalah contoh screen shot
KDE 3.4 Kubuntu di notebook IBM T42 yang saya gunakan. Tidak jelek
bukan?

Kembali kepada concern kita di depan,
apakah Linux dan Open Source mengalami kekalahan atau penurunan?
Rasanya tidak.

Berikut ini adalah statistik pengunjung
arinet.org berdasarkan Operating System dan Browser yang digunakan.

Statistik ini mungkin tidak
menggambarkan hal yang sesungguhnya secara umum, namun setidaknya
secara arinet.org cukup.

Seperti dapat dilihat pada gambar2a.
Dari bulan Oktober sampai akhir Desember 2004, terlihat 74,7%
pengunjung menggunakan OS MS Windows, sedangkan Linux baru sebesar
18,2%. Namun dari Januari 2005 s/d July 2005, pengunjung yang
menggunakan Linux mengalami kenaikan menjadi 28,6%. Naik 10,4%. Cukup
menggembirakan.

Yang lebih menggembirakan lagi adalah
di sisi penggunanan browser Internet. Di Oktober s/d akhir Desember
2004, 70,7% pengunjung menggunakan browser Internet Explorer, dan
yang menggunakan Firefox baru 19,2%. Namun dari January 2005 s/d July
2005, pengguna Firefox melonjak menjadi 35,3%, sedangkan pengguna
Internet Explorer turun menjadi 57,3%. Penggunaan Firefox hamir naik
200%, sungguh menggembirakan.

Kiranya hal ini menunjukkan bahwa
seruan agar menggunakan produk2 Open Source cukup berhasil. Jika
belum dapat migrasi secara Operating System, usahakanlah pelan2 dan
sedikit2 menggunakan produk2 Open Source seperti Firefox dan Open
Office.

Jalan masih panjang.

Namun begitu jalan yang harus ditempuh
oleh Linux dan Open Source masih panjang. Microsoft adalah perusahaan
yang sangat besar dan memiliki resource keuangan yang sulit
dibayangkan. Seperti kita ketahui Bill Gates adalah orang terkaya di
planet ini selama 7 tahun terakhir berturut2.

Berikut ini adalah ucapan yang menarik
dari Steve Ballmer (CEO Microsoft) di tahun 2001, Linux adalah
kanker yang menempel ke hak kekayaan intelektual di setiap hal
yang disentuhnya. "Linux is a cancer that attaches itself in an
intellectual property sense to everything it touches,"

Dan memang seperti kanker, perlahan
namun pasti, Linux terus merambah di level grass-root , di level yang
paling bawah, di antara para idealis yang tidak pernah lekang
semangatnya di dalam menyebarkan semangat Open Source, dan Linux
khususnya.

Hidup Open Source!

Ilmu Pengetahuan adalah Milik Bersama.

Resources:

http://www.osdl.org/

http://lwn.net/Articles/66915/

http://www.theregister.co.uk/2001/06/02/ballmer_linux_is_a_cancer/

http://lonelymachines.org/2005/01/linux-myth-483-its-no-good-for-games.html

http://www.businessweek.com/magazine/content/05_05/
b3918001_mz001.htm?campaign_id=nws_insdr_jan21&link_position=link1

v.1.0 by ari_stress a.k.a tiger74 a.k.a
Fajar Priyanto

Jakarta, 10 July 2005. fajarpri at
arinet dot org

Penulis adalah Microsoft Certified
Professional, yang jatuh cinta kepada Linux. Bekerja di sebuah
lembaga pendidikan di Jakart

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *